TRANSMETRONEWS.CO.ID – Menyambut World Environmental Health Day (WEHD) atau Hari Kesehatan Lingkungan Dunia yang diperingati setiap tanggal 26 September dan bertepatan dengan pandemi SARS-COV2 (Covid-19) yang mengalami trend peningkatan secara global selama lebih delapan bulan sejak ditemukan di China, banyak perubahan yang menyebabkan harus dapat beradaptasi, seolah covid-19 menjadi Transformer di setiap elemen.
Walaupun sebagian para ahli mengakui Covid-19 telah memberikan peta perubahan persepsi masyarakat tentang sanitasi lingkungan melalui CTPS (cuci tangan pakai sabun) dan pengawasan udara indoor yang bersih. Perubahan kualitas lingkungan diantaranya penurunan pencemaran udara karena terjadi penurunan aktivitas industri, transportasi dan aktivitas masyarakat yang sebagian memanfaatkan WFH (bekerja di rumah).
Ada yang menjadi perhatian dan pencermatan sangat penting terkait interaksi manusia dan kebutuhannya pada lingkungan yang memberikan ketersediaan udara yang bersih, sehat dan aman.
Berdasarkan tangkapan satelit ESA Copernicus Sentinel 5-p, ada penurunan konsentrasi NO2 di Paris dan Wuhan pada saat pandemi Covid. Secara keseluruhan kondisi lingkungan lebih bersih terutama nitrogen dioksida yang merupakan salah satu polutan udara, ketika jumlahnya melewati ambang batas yang ditetapkan maka diantaranya dapat terjadi hujan asam, meningkatnya keasamaan tanah, kerusakan bangunan dan sebagai perusak lapisan ozon.
Kota-kota besar di Indonesia berdasarkan data BMKG, kualitas udara pada Maret hingga Juni lebih bersih dibandingkan Tahun sebelumnya, akan tetapi kualitas udara yang bersih belum tentu sehat dan aman karena kita harus istiqomah atau komitmen menggunakan masker sebagai pelindung dari kontaminasi mikroorganisme melalui transmisi pernapasan.
Pandemi Covid-19 telah menjadi momentum kita tentang hakikat udara yang bersih sehat dan aman menjadi teramat sangat penting dan trend ini sebagai adaptasi kebiasaan dalam upaya pencegahan transmisi Covid-19, tidak sebatas hanya pada penggunaan masker tapi juga mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak (3M).
Pendapat Xia Wu pada New England journal of medicine, pasien covid-19 yang tinggal di kawasan dengan tingkat polusi udara tinggi sebelum pandemic lebih mungkin mengalami risiko kematian. Pasien yang mengalami paparan jangka panjang PM 2,5, 1,5 % lebih mungkin mengalami kematian akibat Covid-19 dibanding mereka yang hidup di suatu daerah yang lebih baik.
Demikian juga yang dituliskan Edoardo Conticini dan Bruno Frediani pada journal environmental pollution, tercatat ada kematian di Italia Utara yaitu Lombardi dan Emilia Rogmana dibandingkan wilayah lain dengan tingkat kematian 12% dari rata-rata tingkat kematian 4,5% di Italia.
Meskipun penelitian ini masih menjadi diskusi dari berbagai Pendapat tetapi penelitian tersebut dapat menjadi pelengkap tentang faktor-faktor penting yang mempengaruhi kehidupan pasien covid-19. Beberapa data di beberapa negara menunjukkan kondisi pasien dengan kesehatan yang terpengaruh polusi udara pada tingkatan infeksi Covid-19.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang tercantum di Pasal 16, meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan darurat.
Pencemaran udara pada pandemi covid selain melakukan pencegahan pencemaran udara (paparan mikrobiologis) di outdoor melalui jaga jarak dan mengupayakan alat pelindung diri yang sesuai standar serta lingkungan yang Hygiene & Saniter.
Tidak kalah penting untuk diperhatikan, juga melakukan pencegahan pada kualitas udara ruangan atau Indoor, terutama jika interaksi pada anggota keluarga yang sedang Isolasi Mandiri di rumah, kebersihan alat pendingin udara serta sirkulasi melalui ventilasi udara yang cukup harus tidak luput diperhatikan dalam pengawasan kualitas udara indoor.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan udara dalam ruang rumah, pada pasal 4 dinyatakan bahwa pemantauan kualitas udara dalam ruang rumah dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan di Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Ada komitmen Pemerintah Daerah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat serta bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat kepada masyarakat sebagai implementasi garansi negara untuk bersedia dan menjamin untuk hadir serta menjamin pada setiap masyarakat untuk hidup sehat dan memperoleh tempat tinggal serta lingkungan yang baik dan sehat.
Peran petugas kesehatan lingkungan di Puskesmas diharapkan dapat melakukan identifikasi dan inisiasi pada pemeriksaan kualitas udara di dalam ruangan rumah yang digunakan untuk isolasi Mandiri SARS COV-2, sehingga dapat dilakukan pencegahan mikroorganisme yang berada di alat pendingin serta sebagai partikel di media atau dinamik di udara dalam ruangan ( Air borne desease) melalui desinfeksi dengan desinfektan sesuai ketentuan.
Akan tetapi belum semua Puskesmas memiliki tenaga kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan, lebih kurang 30% Puskesmas belum ada sanitarian kalaupun ada, banyak tugas pokok dan kegiatan yang dikerjakan sanitarian sesuai Permenkes N0 13 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas. Sehingga Roh Mulia dari pengawasan pengendalian pencemaran udara didalam ruangan rumah masih belum optimal.
Mencermati suasana pandemi covid yang masih berlangsung, untuk integrasi pelaksanaan pengawasan dan juga untuk memberikan Sinergi kerja dan kinerja sanitarian akan sangat penting untuk dilakukan perencanaan kebutuhan dan kesesuaian sanitarian dalam menjalankan tugas pekerjaan di Puskesmas sebagai bagian Upaya mitigasi terhadap keadaan darurat baik secara kimia, biologis dan fisik.
Jika sebelum pandemi masyarakat kesuatu tempat umum atau wisata atau kerja yang menjadi pertimbangan adalah wi-fi, internet dan ketersediaan jaringan lainnya.
Kehadiran Covid-19 telah memberikan perubahan pada masyarakat di manapun pada tempat umum dan kerja yang akan menjadi pertimbangan adalah ketersediaan sarana sanitasi dan protokol kesehatan yang menjaga keadaan agar tetap higienis dan sanitasi.
Sampai saat ini semua lini (akademik, pemerintah, masyarakat, swasta dan media) untuk Sinergi pada substansi utama pencegahan Covid dengan protokol kesehatan yaitu disiplin sebagai kunci efektif penurunan transmisi inspeksi Covid-19.
Kita ketahui daya tahan sosial dan ekonomi menghadapi pandemi Covid-19 dapat menjadi momentum untuk intervensi kesehatan lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat, untuk dilakukan eksplorasi potensi ekonomi kreatif melalui pemanfaatan kegiatan sanitasi lingkungan. Hal ini untuk memberikan pesan pembelajaran pada masyarakat agar tidak menimbulkan ketergantungan terhadap bantuan sosial pada pandemi covid.
Akan muncul kemandirian dari keadaan pandemi covid sebagai sebuah peluang dan tantangan untuk menghasilkan inovasi yang memberikan pemahaman dan pembuktian melalui intervensi kesehatan lingkungan yang dirasakan manfaatnya, karena memiliki fungsi reduce, reuse dan recovery terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di sekitar yang paling terdekat dalam kehidupan masyarakat.
Hari Kesehatan Lingkungan dunia pada Tahun 2020 memberikan momentum tentang peran rekognisi dan otorisasi pada tugas dan fungsi tenaga kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan sebagai kunci utama intervensi kesehatan masyarakat pada pandemi Covid-19. Semoga dapat menjadi refleksi untuk implementasi tentang arti sebuah peran kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan pada pandemi Covid-19, terima kasih.
Sumber : Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM.,M.Kes Ketua Umum PP HAKLI/Ketua Komite PMKL Kemenkes RI.
Pewarta : Andri Yan
Moskow (ANTARA) - Badan Pengawas Kesehatan Konsumen di Rusia, Rospotrebnadzor, mengumumkan bahwa kandidat vaksin COVID-19 buatan Vector Institute, yang diberi nama EpiVacCorona, terbukti efektif 100 persen jika merujuk pada hasil uji klinis tahap awal.
JAKARTA, KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
VOAINDONESIA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa vaksinasi massal terkait virus corona tidak akan menghasilkan imunitas kelompok pada tahun ini.
JAKARTA,TRANSMETRONEWS.CO.ID – Perkembangan Pendidikan Sumber daya Manusia Kesehatan yang diselenggarakan Politeknik Kesehatan telah melintasi waktu dan mandat sejarah selama beberap periode. Metamorfosis kelembagaan Poltekkes yang telah dilalui bertujuan untuk menjamin setiap rakyat dapat hidup sehat dan mendapatkan pelayanan Kesehatan yang adil dan merata, hal tersebut sesuai amanah konstitusi UUD’45 pasal 28H. (Negara menjamin setiap rakyat hidup sehat dan mendapatkan lingkungan yang baik secara fisik, kimia, biologi dan sosial).
JAKARTA, TRANSMETRONEWS.CO.ID – Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes. selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) yang juga sebagai Guru Besar UIN Jakarta), menyampaikan pentingnya Peran Profesi Kesehatan Lingkungan pada Protokol Kesehatan di Lingkungan kerja, pada kegiatan seminar oleh Mahasiswa Kesehatan Lingkungan FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Kamis, 19 November 2020 secara online melalui zoom cloud meeting dan streaming youtube Envihsa UIN Jakarta.
Penyebaran Virus Covid-19 yang terus terjadi di dunia termasuk di Indonesia dan saat ini yang merambah hampir semua provinsi dan kabupaten/kota Indonesia terus meningkat, sejalan dengan itu maka perhatian pemerintah pusat serta daerah menjadi hal serius yang tidak bisa diremehkan. Sejak bulan Maret 2020 hingga bulan september 2020 terus berkembang.
Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan RI, mengembangkan program layanan Sanitarian di seluruh pusat kesehatan masyarakat. Pengembangan program Sanitarian melalui penguatan kerja sama antara HAKLI dan Kemenkes RI, saat digelar Rakernas di hotel 101 Darmawangsa Kebayoran Baru Jakarta Selatan, pada hari Jumat 21 Februari 2020, kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra di Sungailiat, Rabu.
Bandung - Seribu orang ahli kesehatan lingkungan atau sanitarian akan 'kepung' Kota Bandung untuk mengajak masyarakat peduli terhadap sanitasi. Mereka yang tergabung Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kota Bandung siap mengembangkan perilaku budaya hidup sehat di tengah-tengah masyarakat.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Seminar Sehari di Aula Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes Kupang, Sabtu (14/9/2019).
Seminar tersebut untuk memperingati Hari Kesehatan Lingkungan se-Dunia.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul HAKLI NTT Bahas Masalah Sampah, Dorong Sarjana Kesling Gandeng Stakeholder, https://kupang.tribunnews.com/2019/09/17/hakli-ntt-bahas-masalah-sampah-dorong-sarjana-kesling-gandeng-stakeholder.
Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Apolonia Matilde
Lingkungan yang tercemar bisa menganggu tumbuh kembang anak dan berimplikasi bagi masa depannya. Pencemaran itu bisa berupa asap kendaraan bermotor, debu, sampah tidak pada tempatnya, jajanan tak sehat, asap kayu bakar hingga suara bising.
Mungkin Anda sudah tahu itu. Tapi tahukah Anda bahwa cemaran lingkungan berbahaya bisa datang dari rumah? Menurut Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kemenkes RI, dr D. Anwar Musadad, cemaran lingkungan yang berasal dari rumah bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun seringkali hal ini tak disadari oleh para orangtua.