Moskow (ANTARA) - Badan Pengawas Kesehatan Konsumen di Rusia, Rospotrebnadzor, mengumumkan bahwa kandidat vaksin COVID-19 buatan Vector Institute, yang diberi nama EpiVacCorona, terbukti efektif 100 persen jika merujuk pada hasil uji klinis tahap awal.
Data uji klinis tahap I dan tahap II EpiVacCorona telah diumumkan ke publik sebelum uji klinis tahap III dimulai. Uji Klinis tahap III merupakan tahapan terakhir uji coba vaksin ke manusia yang umumnya melibatkan ribuan peserta sebagai relawan, serta sekelompok peserta yang akan menerima suntikan kosong atau Placebo.
"Efektivitas vaksin ini dilihat dari tingkat efektivitas pada kekebalan tubuh dan kemamapuannya mencegah penyakit," kata Rospotrebnadzor sebagaimana dikutip dari kantor berita TASS.
"Menurut hasil uji klinis tahap I dan tahap II, efektivitas EpiVacCorona terhadap kekebalan tubuh mencapai 100 persen," kata lembaga tersebut.
Uji Klinis tahap I dan tahap II menguji keamanan vaksin dan memeriksa efek samping serta kemampuan vaksin menciptakan kekebalan tubuh. Uji coba itu melibatkan 100 relawan berusia 18-60 tahun.
Umumnya, evaluasi terhadap uji klinis tahap awal vaksin dilakukan dengan melihat hasil tes darah peserta. Namun pada uji klinis tahap III atau terakhir evaluasi dilakukan dengan mengamati tingkat penularan pada peserta uji klinis di kehidupan mereka sehari-hari.
Rusia mulai menguji coba EpiVacCorona pada November 2020.
Moskow pada awal November 2020 mengatakan kandidat vaksin lainnya, Sputnik V, terbukti 92 % efektif jika merujuk pada evaluasi hasil sementara uji klinis tahap III.
Pemerintah Rusia mengatakan pihaknya dapat memvaksin COVID-19 sebesar 60 % dari total penduduknya pada tahun ini. Meskipun persediaan Sputnik V cukup banyak di Moskow, distribusinya ke daerah-daerah relatif lambat.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Vaksinasi Massal segera dilakukan pada minggu ini.
EpiVacCorona akan digunakan untuk vaksinasi massal mulai Maret 2021, kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Tatiana Golikova, saat diwawancarai oleh kantor berita Interfax.
Rusia sejauh ini menempati urutan keempat untuk kasus positif COVID-19 terbanyak dunia dengan total 3.612.800 pasien positif. Jumlah korban jiwa akiabt COVID-19 di Rusia mencapai 66.623 orang.
Sumber : Reuters
JAKARTA, KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
VOAINDONESIA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa vaksinasi massal terkait virus corona tidak akan menghasilkan imunitas kelompok pada tahun ini.
JAKARTA,TRANSMETRONEWS.CO.ID – Perkembangan Pendidikan Sumber daya Manusia Kesehatan yang diselenggarakan Politeknik Kesehatan telah melintasi waktu dan mandat sejarah selama beberap periode. Metamorfosis kelembagaan Poltekkes yang telah dilalui bertujuan untuk menjamin setiap rakyat dapat hidup sehat dan mendapatkan pelayanan Kesehatan yang adil dan merata, hal tersebut sesuai amanah konstitusi UUD’45 pasal 28H. (Negara menjamin setiap rakyat hidup sehat dan mendapatkan lingkungan yang baik secara fisik, kimia, biologi dan sosial).
JAKARTA, TRANSMETRONEWS.CO.ID – Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes. selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) yang juga sebagai Guru Besar UIN Jakarta), menyampaikan pentingnya Peran Profesi Kesehatan Lingkungan pada Protokol Kesehatan di Lingkungan kerja, pada kegiatan seminar oleh Mahasiswa Kesehatan Lingkungan FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Kamis, 19 November 2020 secara online melalui zoom cloud meeting dan streaming youtube Envihsa UIN Jakarta.
Penyebaran Virus Covid-19 yang terus terjadi di dunia termasuk di Indonesia dan saat ini yang merambah hampir semua provinsi dan kabupaten/kota Indonesia terus meningkat, sejalan dengan itu maka perhatian pemerintah pusat serta daerah menjadi hal serius yang tidak bisa diremehkan. Sejak bulan Maret 2020 hingga bulan september 2020 terus berkembang.
TRANSMETRONEWS.CO.ID – Menyambut World Environmental Health Day (WEHD) atau Hari Kesehatan Lingkungan Dunia yang diperingati setiap tanggal 26 September dan bertepatan dengan pandemi SARS-COV2 (Covid-19) yang mengalami trend peningkatan secara global selama lebih delapan bulan sejak ditemukan di China, banyak perubahan yang menyebabkan harus dapat beradaptasi, seolah covid-19 menjadi Transformer di setiap elemen.
Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan RI, mengembangkan program layanan Sanitarian di seluruh pusat kesehatan masyarakat. Pengembangan program Sanitarian melalui penguatan kerja sama antara HAKLI dan Kemenkes RI, saat digelar Rakernas di hotel 101 Darmawangsa Kebayoran Baru Jakarta Selatan, pada hari Jumat 21 Februari 2020, kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra di Sungailiat, Rabu.
Bandung - Seribu orang ahli kesehatan lingkungan atau sanitarian akan 'kepung' Kota Bandung untuk mengajak masyarakat peduli terhadap sanitasi. Mereka yang tergabung Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kota Bandung siap mengembangkan perilaku budaya hidup sehat di tengah-tengah masyarakat.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Seminar Sehari di Aula Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes Kupang, Sabtu (14/9/2019).
Seminar tersebut untuk memperingati Hari Kesehatan Lingkungan se-Dunia.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul HAKLI NTT Bahas Masalah Sampah, Dorong Sarjana Kesling Gandeng Stakeholder, https://kupang.tribunnews.com/2019/09/17/hakli-ntt-bahas-masalah-sampah-dorong-sarjana-kesling-gandeng-stakeholder.
Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Apolonia Matilde
Lingkungan yang tercemar bisa menganggu tumbuh kembang anak dan berimplikasi bagi masa depannya. Pencemaran itu bisa berupa asap kendaraan bermotor, debu, sampah tidak pada tempatnya, jajanan tak sehat, asap kayu bakar hingga suara bising.
Mungkin Anda sudah tahu itu. Tapi tahukah Anda bahwa cemaran lingkungan berbahaya bisa datang dari rumah? Menurut Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kemenkes RI, dr D. Anwar Musadad, cemaran lingkungan yang berasal dari rumah bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun seringkali hal ini tak disadari oleh para orangtua.