Dilatarbelakangi oleh kebijakan adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang menjadi boomerang di masyarakat termasuk pekerja dengan aktivitas offline atau work from office (WFO).
Hal ini menjadi perhatian untuk dibahas dalam seminar bertema Peran Profesi Kesehatan Lingkungan Dalam Mempersiapkan Protokol Kesehatan Yang Aman Dan Nyaman Di Tempat Kerja.
Berdasarkan hasil temuan oleh tim peneliti menyebutkan, dari sebanyak 318 responden yang bekerja secara work from office (WFO) di 206 perusahaan ditemukan :
1) Higiene perorangan; tidak menjaga jarak dengan rekan kerja (77%),
2) Sanitasi lingkungan; tidak melakukan pengecekan suhu (78%), tidak tersedianya tissue (79%) dan masker (78%), kurangnya ventilasi (79%),
3) Program pendukung pencegahan Covid 19; tidak adanya satgas Covid 19 (35%), tidak adanya himbauan PHBS (80%) dan APD (81%). Sehingga, kurangnya penerapan dari ketiga variabel menjadi risiko penularan virus.
Dalam paparannya, Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes menyampaikan bahwa berdasarkan penelitian bila wabah Covid-19 selesai, apakah aktvitas yang paling ingin anda lakukan, ternyata jawaban terbanyak ke-dua setelah pergi ke tempat wisata (21,8%) adalah bekerja (19,0), dengan demikian maka protokol kesehatan di lingungan kerja harus diterapkan dengan konsisten.
“Intervensi kesehatan lingkungan melalui pemberdayaan komunitas di lingkungan kerja terhadap disiplin protokol kesehatan, sangat penting. Profesi kesehatan lingkungan (Kesling) harus terdepan dalam penyelenggaraannya, untuk itu kata kunci mau dan mampu dalam melaksanakan profesi ini,” kata Prof. Arif Sumantri.
Selanjutnya Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes. menyampaikan bahwa Profesi Kesling dalam melaksanakan intervensi kesehatan lingkungan di tempat kerja harus diikuti Kemauan yakni (1) percaya diri; (2) motivasi; dan (3) komitmen, serta kemampuan yakni (1) pengetahuan; (2) Skill; dan (3) pengalaman.
Hal penting profesi Kesling menurut Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/328/2020 Tentang Panduan pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019 (covid-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi, Profesi Kesling dalam masa pandemi ini adalah memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat, yakni: 1. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Kerja (Area Kerja Bersih dan Higienis dengan desinfektan yang sesuai ketentuan serta Menjaga Kualitas Udara Indoor; 2. Sarana Cuci Tangan; 3. Physical Distancing tiap aktivitas; dan Germas melalalui PHBS ditempat kerja.
Pada seminar ini, M. Idham dari Kemenaker, menyampaikan bahwa Menteri Ketenagakerjaan telah berupaya dalam jaminan peningkatan kesejahteraan dan kesehatan tenaga kerja. Sesuai UU Nomor 13 Tahun 2003 dengan amanah setiap pekerja/butuh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan…. Beberapa rekomendasi dan aksi juga telah dilakukan, seperti: penggunaan masker, jaga jarak, penyemprotan desinfektan, sanitasi, gerak sehat di perusahan. dsb, hingga penyaluran fasilitas kesehatan di instansi-instansi pada zona merah.
Selanjutnya Johny Sumbung, SKM, M.Kes. dari Direktorat Mitigasi BNPB menyampaikan bahwa, Kebijakan baru pemerintah sebagai respon dari situasi baru pandemi menjadi peluang dan tantangan bagi profesi kesehatan lingkungan. Kasus Covid -19 yang ditularkan melalui droplet dengan kemampuan bertahan di udara berkaitan dengan penyehatan lingkungan.
Materi terakhir oleh Dewi Nur Aisyah, SKM, MSc., Ph.D, dari Public Figure dan Tim Gugus Tugas Covid-19, menyampaikan bahwa ternyata sebagian besar kasus diperoleh dari kegiatan rapat, kerawanan ini karena adanya kerumunan orang yang akan melakukan rapat, di dalamnya ada yang berkontak fisik kemudian dilanjutkan acara makan siang.
Sehingga beberapa rekomendasi disampaikan, seperti: rapat online, kondisi dan kapasitas ruangan yang memadai, menerapkan 3M dan PHBS, dsb. Mengutip kata beliau, bahwa menolak mafsadat lebih utama dari pada mengambil maslahat.
Selama belum berakhirnya kekhawatiran pandemi ini, dapat dipastikan bahwa pemerintah dan pihak-pihak terkait akan terus berupaya dan mengoptimalkan kemampuan untuk memutus rantai penularan dan penyebaran Covid -19. Termasuk masyarakat dan mahasiswa dihimbau agar dapat mendukung dan menyikapi kebijakan yang dibuat.
Seminar kali ini mahasiswa kesehatan lingkungan berkontribusi dalam penyajian beberapa temuan di lapangan beserta rekomendasi dan disinilah peran mahasiswa Kesehatan Lingkungan sebagai fasilitator dan educater dalam penerapan protokol kesehatan dan pemutusan rantai penyebaran Covid 19. (*)
Moskow (ANTARA) - Badan Pengawas Kesehatan Konsumen di Rusia, Rospotrebnadzor, mengumumkan bahwa kandidat vaksin COVID-19 buatan Vector Institute, yang diberi nama EpiVacCorona, terbukti efektif 100 persen jika merujuk pada hasil uji klinis tahap awal.
JAKARTA, KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
VOAINDONESIA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa vaksinasi massal terkait virus corona tidak akan menghasilkan imunitas kelompok pada tahun ini.
JAKARTA,TRANSMETRONEWS.CO.ID – Perkembangan Pendidikan Sumber daya Manusia Kesehatan yang diselenggarakan Politeknik Kesehatan telah melintasi waktu dan mandat sejarah selama beberap periode. Metamorfosis kelembagaan Poltekkes yang telah dilalui bertujuan untuk menjamin setiap rakyat dapat hidup sehat dan mendapatkan pelayanan Kesehatan yang adil dan merata, hal tersebut sesuai amanah konstitusi UUD’45 pasal 28H. (Negara menjamin setiap rakyat hidup sehat dan mendapatkan lingkungan yang baik secara fisik, kimia, biologi dan sosial).
Penyebaran Virus Covid-19 yang terus terjadi di dunia termasuk di Indonesia dan saat ini yang merambah hampir semua provinsi dan kabupaten/kota Indonesia terus meningkat, sejalan dengan itu maka perhatian pemerintah pusat serta daerah menjadi hal serius yang tidak bisa diremehkan. Sejak bulan Maret 2020 hingga bulan september 2020 terus berkembang.
TRANSMETRONEWS.CO.ID – Menyambut World Environmental Health Day (WEHD) atau Hari Kesehatan Lingkungan Dunia yang diperingati setiap tanggal 26 September dan bertepatan dengan pandemi SARS-COV2 (Covid-19) yang mengalami trend peningkatan secara global selama lebih delapan bulan sejak ditemukan di China, banyak perubahan yang menyebabkan harus dapat beradaptasi, seolah covid-19 menjadi Transformer di setiap elemen.
Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan RI, mengembangkan program layanan Sanitarian di seluruh pusat kesehatan masyarakat. Pengembangan program Sanitarian melalui penguatan kerja sama antara HAKLI dan Kemenkes RI, saat digelar Rakernas di hotel 101 Darmawangsa Kebayoran Baru Jakarta Selatan, pada hari Jumat 21 Februari 2020, kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka, Boy Yandra di Sungailiat, Rabu.
Bandung - Seribu orang ahli kesehatan lingkungan atau sanitarian akan 'kepung' Kota Bandung untuk mengajak masyarakat peduli terhadap sanitasi. Mereka yang tergabung Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kota Bandung siap mengembangkan perilaku budaya hidup sehat di tengah-tengah masyarakat.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Seminar Sehari di Aula Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes Kupang, Sabtu (14/9/2019).
Seminar tersebut untuk memperingati Hari Kesehatan Lingkungan se-Dunia.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul HAKLI NTT Bahas Masalah Sampah, Dorong Sarjana Kesling Gandeng Stakeholder, https://kupang.tribunnews.com/2019/09/17/hakli-ntt-bahas-masalah-sampah-dorong-sarjana-kesling-gandeng-stakeholder.
Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Apolonia Matilde
Lingkungan yang tercemar bisa menganggu tumbuh kembang anak dan berimplikasi bagi masa depannya. Pencemaran itu bisa berupa asap kendaraan bermotor, debu, sampah tidak pada tempatnya, jajanan tak sehat, asap kayu bakar hingga suara bising.
Mungkin Anda sudah tahu itu. Tapi tahukah Anda bahwa cemaran lingkungan berbahaya bisa datang dari rumah? Menurut Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kemenkes RI, dr D. Anwar Musadad, cemaran lingkungan yang berasal dari rumah bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun seringkali hal ini tak disadari oleh para orangtua.